Senin, 26 April 2010

subneting class C menjadi 4 subnet


Buat subneting class C menjadi 4 subnet, dengan ketentuan :

Subnet id 1 = 50 host
Subnet id 2 = 30 host
Subnet id 3 = 12 host
Subnet id 4 = 110 host

Jawab:

IP address : 192.168.0.6
Subnet Mask : 255.255.255.224
: 11111111.11111111.11111111.11100000
111 bit untuk menentukan jumlah subnet id
00000 bit untuk menentukan jumlah host

Jumlah subnet id : 23 = 8
Subnet id 1 : 192.168.0.00000000 (0)
Subnet id 2 : 192.168.0.00100000 (32)
Subnet id 3 : 192.168.0.01000000 (64)
Subnet id 4 : 192.168.0.01100000 (96)
Subnet id 5 : 192.168.0.10000000 (128)
Subnet id 6 : 192.168.0.10100000 (160)
Subnet id 7 : 192.168.0.11000000 (192)
Subnet id 8 : 192.168.0.11100000 (224)

Jumlah host : 25-2 = 30

Host pertama ------------------> Host terakhir
192.168.0.1 30 host 192.168.0.30
Subnet : 192.168.0.0
Broadcast : 192.168.0.31

2) Host pertama -------------------> Host terakhir
192.168.0.33 30 host 192.168.0.62
Subnet : 192.168.0.32
Broadcast : 192.168.0.63

3) Host pertama -------------------> Host terakhir
192.168.0.65 30 host 192.168.0.94
Subnet : 192.168.0.64
Broadcast : 192.168.0.95

4) Host pertama -------------------> Host terakhir
192.168.0.97 30 host 192.168.0.126
Subnet : 192.168.0.96
Broadcast : 192.168.0.127

5) Host pertama ------------------->Host terakhir
192.168.0.129 30 host 192.168.0.158
Subnet : 192.168.0.128
Broadcast : 192.168.0.159

6) Host pertama -------------------> Host terakhir
192.168.0.161 30 host 192.168.0.190
Subnet : 192.168.0.160
Broadcast : 192.168.0.191

7) Host pertama -------------------> Host terakhir
192.168.0.193 30 host 192.168.0.222
Subnet : 192.168.0.192
Broadcast : 192.168.0.221

2) Host pertama ------------------->Host terakhir
192.168.0.225 30 host 192.168.0254
Subnet : 192.168.0.224
Broadcast : 192.168.0.255

Dari referensi yang saya peroleh , banyaknya host yang dihasilkan dalam suatu subneting adalah seragam di setiap Subnet Id, seperti contoh diatas subnet id 1 sampai dengan subnet id 8 memiliki masing-masing 30 host. Dengan demikian saya baru bisa menjawab sebagian soal.

Bit untuk menentukan
jumlah host

Lembar Analisa Jarkom


LEMBAR ANALISA PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER PEMBUATAN KABEL JARINGAN
Media dan Peralatan Yang di gunakan
•Kabel UTP



•Konektor RJ45



•Tang Crimping


•LAN Tester


Berikut diagram kabel straight:



Urutan Ujung A

1.Putih Orange
2.Orange
3.Putih Hijau
4.Biru
5.Putih Biru
6.Hijau
7.Putih Coklat
8.Coklat

Urutan Ujung B

1.Putih Orange
2.Orange
3.Putih Hijau
4.Biru
5.Putih Biru
6.Hijau
7.Putih Coklat
8.Coklat
Kegunaan:

1.Menghubungkan PC dengan HUB/Switch
Penggunaan kabel straight yang paling umum adalah sambungan antara PC dan hub/switch. Dalam hal ini PC terhubung langsung ke hub/switch yang otomatis membuat cross-over secara internal dengan menggunakan sirkuit khusus. Dalam kasus penggunaan kabel CAT1, yang biasa digunakan pada saluran telepon, hanya 2 kawat yang digunakan. Koneksi tipe ini tidak memerlukan cross-over khusus karena telepon terhubung langsung ke soket telepon.



Gambar di atas menunjukkan kepada kita standar CAT5 straight yang biasa digunakan untuk menghubungkan PC ke HUB. Anda mungkin sedikit bingung karena Anda mungkin beranggapan data TX + dari satu sisi untuk tersambung ke TX + di sisi lainnya, namun bukan begitu cara kerjanya.
Bila Anda menghubungkan PC ke HUB, HUB yang akan secara otomatis menyilang kabel Anda dengan sirkuit internal, alhasil Pin 1 dari PC (TX +) dihubungkan ke Pin 1 HUB (yang terhubung ke RX +). Hal ini juga berlaku pada pin yang lain.
Jika tidak HUB tidak menyilang posisi pin melalui sirkuit internal (hal ini terjadi jika Anda menggunakan Uplink port pada hub) maka Pin 1 dari PC (TX +) akan terhubung ke Pin 1 HUB (dalam hal ini TX +). Jadi Anda cermati bahwa tidak peduli apapun yang kita lakukan pada port HUB (uplink atau normal), sinyal ditetapkan pada 8 pin pada PC, akan selalu tetap sama, maka setting pin di HUB yang akan berubah sesuai dengan posisi normal atau uplink.

Diagram Kabel Cross


Urutan Ujung A
1. Putih Orange
2. Orange
3. Putih Hijau
4. Biru
5. Putih Biru
6. Hijau
7. Putih Coklat
8. Coklat


Urutan Ujung B
1. Putih Hijau
2. Hijau
3. Putih Orange
4. Putih Coklat
5. Coklat
6. Orange
7. Biru
8. Putih Biru

Cara koneksi dengan kabel Cross Dari PC to PC
PC Pertama
Masukkan ke network connection di control panel :
Start menu run control panel
Setelah itu masuk ke bagian Network Connections
Kemudian pilih Local Area Network Connection

Klik kanan Local Area Network Connection, pilih properties

Di kotak dialog Local Area Network Connection Properties, di bagian tab General pilih Internet Protocol ( TCP/IP ) Kemudian Klik Properties

Setelah itu masukkan IP Addressnya 192.168.1.2, kemudian Netmasknya 255.255.255.0

Setelah itu klik button OK, kemudian Close
Nah untuk PC yang kedua tahapnya sama saja dengan yang diatas namun Alamat IP Addressnya berbeda dengan PC yang sebelumnya, anda dapat mengisinya dengan 192.168.1.1 atau dengan IP 192.168.1.x yang lain, terserah anda. Dengan catatan netmasknya harus sama dengan pc yang sebelumnya yakni 255.255.255.0
Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi network setup wizard untuk kedua PC tersebut, agar keduanya dapat saling terhubung sebagai satu workgroup.
Setelah selesai, lakukan ping dari salah satu PC tersebut ke PC lainnya… Jika tampilannya seperti ini maka PC anda telah terhubung satu sama lainnya.
C:\Documents and Settings\Al-k>ping 192.168.1.1
Pinging 192.168.1.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms ttl="128" bytes="32" ttl="128" bytes="32" ttl="128" bytes="32" ttl="128" sent =" 4," received =" 4," lost =" 0" minimum =" 0ms," maximum =" 0ms," average =" 0ms">

TUGAS #5


Apa itu Subnetting dan Cara Subnetting

Subnetting adalah sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, anda bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan.


Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.

Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:



Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.





Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.


Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:

Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili netword ID dan bagian mana yang mewakili host ID.
Dengan kelas-kelas IP address standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia; 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk kelas C. Subnetting mengizinkan anda memilih angka bit acak (arbitrary number) untuk digunakan sebagai network ID.
Dua alasan utama melakukan subnetting:

1. Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.
2. Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.

Subnets
Subnet adalah network yang berada di dalam sebuah network lain (Class A, B, dan C). Subnets dibuat menggunakan satu atau lebih bit-bit di dalam host Class A, B, atau C untuk memperlebar network ID. Jika standar network ID adalah 8, 16, dan 24 bit, maka subnet bisa memiliki panjang network ID yang berbeda-beda.


Picture 1: Subnetting



Before Subnetting


After Subnetting

Gambar di Picture 1 menunjukkan sebuah network sebelum dan sesudah subnetting diaplikasikan. Di dalam jaringan yang tidak subnetkan, network ditugaskan ke dalam Address di Class B 144.28.0.0. Semua device di dalam network ini harus berbagi domain broadcast yang sama.
Di network yang ke dua, empat bit pertama host ID digunakan untuk memisahkan network ke dalam dua bagian kecil network – diidentifikasikan dengan subnet 16 dan 32. Bagi dunia luar (di sisi luar router), kedua network ini tetap akan tampak seperti sebuah network dengan IP 144.28.0.0. Sebagai contoh, dunia luar menganggap device di 144.28.16.22 dimiliki oleh jaringan 144.28.0.0. Sehingga, paket yang dikirim ke device ini dikirim ke router di 144.28.0.0. Router kemudian melihat bagian subnet dari host ID untuk memutuskan apakah paket diteruskan ke subnet 16 atau 32.

Subnet Mask

Agar subnet dapat bekerja, router harus diberi tahu bagian mana dari host ID yang digunakan untuk network ID subnet. Cara ini diperoleh dengan menggunakan angka 32 bit lain, yang dikenal dengan subnet mask. Bit IP address yang mewakili network ID tampil dengan angka 1 di dalam mask, dan bit IP address yang menjadi host ID tampil dengan angka 0 di dalam mask. Jadi biasanya, sebuah subnet mask memiliki deretan angka-angka 1 di sebelah kiri, kemudian diikuti dengan deretan angka 0.
Sebagai contoh, subnet mask untuk subnet di Picture 1 – dimana network ID yang berisi 16 bit network ID ditambah tambahan 4-bit subnet ID – terlihat seperti ini:

11111111 11111111 11110000 00000000

Atau dengan kata lain, 20 bit pertama adalah 1, dan sisanya 12 bit adalah 0. Jadi, network ID memiliki panjang 20 bit, dan bagian host ID yang telah disubnetkan memiliki panjang 12 bit.
Untuk menentukan network ID dari sebuah IP address, router harus memiliki kedua IP address dan subnet masknya. Router kemudian menjalankan operasi logika AND di IP address dan mengekstrak (menghasilkan) network ID. Untuk menjalankan operasi logika AND, tiap bit di dalam IP address dibandingkan dengan bit subnet mask. Jika kedua bit 1, maka hasilnya adalah, Jika salah satu bit 0, maka hasilnya adalah 0.
Sebagai contoh, berikut ini adalah contoh network address yang di hasilkan dari IP address menggunakan 20-bit subnet mask dari contoh sebelumnya.





Jadi network ID untuk subnet ini adalah 144.28.16.0
Subnet mask, seperti juga IP address ditulis menggunakan notasi desimal bertitik (dotted decimal notation). Jadi 20-bit subnet mask seperti contoh diatas bisa dituliskan seperti ini: 255.255.240.0
Subnet mask:

11111111 11111111 11110000 00000000
255. 255. 240. 0.

Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network di internet. Cuma menandakan bagian mana dari IP address yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255, 255 bukanlah octet yang valid untuk IP address class.

Aturan-aturan Dalam Membuat Subnet mask
1. Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingga, octet pertama dari subnet pasti 255.
2. Angka maximal untuk network ID adalah 30 bit. Anda harus menyisakan sedikitnya 2 bit untuk host ID, untuk mengizinkan paling tidak 2 host. Jika anda menggunakan seluruh 32 bit untuk network ID, maka tidak akan tersisa untuk host ID. Ya, pastilah nggak akan bisa. Menyisakan 1 bit juga tidak akan bisa. Hal itu disebabkan sebuah host ID yang semuanya berisi angka 1 digunakan untuk broadcast address dan semua 0 digunakan untuk mengacu kepada network itu sendiri. Jadi, jika anda menggunakan 31 bit untuk network ID dan menyisakan hanya 1 bit untuk host ID, (host ID 1 digunakan untuk broadcast address dan host ID 0 adalah network itu sendiri) maka tidak akan ada ruang untuk host sebenarnya. Makanya maximum network ID adalah 30 bit.
3. Karena network ID selalu disusun oleh deretan angka-angka 1, hanya 9 nilai saja yang mungkin digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk 0). Tabel berikut ini adalah kemungkinan nilai-nilai yang berasal dari 9 bit.

Binary Octet Decimal
00000000 0
10000000 128
11000000 192
11100000 224
11110000 240
11111000 248
11111100 252
11111110 254
11111111 255



Private dan Public Address

Host apapun dengan koneksi langsung ke internet harus memiliki IP address unik global. Tapi, tidak semua host terkoneksi langsung ke internet. Beberapa host berada di dalam network yang tidak terkoneksi ke internet. Beberapa host terlindungi firewall, sehingga koneksi internet mereka tidak secara langsung.
Beberapa blok IP address khusus digunakan untuk private network atau network yang terlindungi oleh firewall. Terdapat tiga jangkauan (range) untuk IP address tersebut seperti di tabel berikut ini. Jika anda ingin menciptakan jaringan private TCP/IP, gunakan IP address di tabel ini.

CIDR Subnet Mask Address Range
10.0.0.0/8 255.0.0.0 10.0.0.1 – 10.255.255.254
172.16.0.0/12 255.255.240.0 172.16.1.1 – 172.31.255.254
192.168.0.0/16 255.255.0.0 192.168.0.1 – 192.168.255.254

PRAKTK JARKOM 2


LEMBAR ANALISA
Praktikum Jaringan Komunikasi -2


Nama : Mohammad Daud R
NIM : 08 615 045
Kelas : IV B

1 mii-tool dengan kabel dilepas

root@lab2-desktop:/home/lab2# sudo mii-tool
eth0: no link

2 mii-tool dengan kabel terpasang

root@lab2-desktop:/home/lab2# sudo mii-tool
eth1: negotiated 100baseTx-FD flow-control, link ok

3 lspci

root@lab2-desktop:/home/lab2# lspci
00:00.0 Host bridge: Intel Corporation 82945G/GZ/P/PL Memory Controller Hub (rev 02)
00:02.0 VGA compatible controller: Intel Corporation 82945G/GZ Integrated Graphics Controller (rev 02)
00:1b.0 Audio device: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) High Definition Audio Controller (rev 01)
00:1c.0 PCI bridge: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) PCI Express Port 1 (rev 01)
00:1c.2 PCI bridge: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) PCI Express Port 3 (rev 01)
00:1c.3 PCI bridge: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) PCI Express Port 4 (rev 01)
00:1d.0 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB UHCI Controller #1 (rev 01)
00:1d.1 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB UHCI Controller #2 (rev 01)
00:1d.2 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB UHCI Controller #3 (rev 01)
00:1d.3 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB UHCI Controller #4 (rev 01)
00:1d.7 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB2 EHCI Controller (rev 01)
00:1e.0 PCI bridge: Intel Corporation 82801 PCI Bridge (rev e1)
00:1f.0 ISA bridge: Intel Corporation 82801GB/GR (ICH7 Family) LPC Interface Bridge (rev 01)
00:1f.1 IDE interface: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) IDE Controller (rev 01)
00:1f.2 IDE interface: Intel Corporation 82801GB/GR/GH (ICH7 Family) SATA IDE Controller (rev 01)
00:1f.3 SMBus: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) SMBus Controller (rev 01)
04:00.0 Ethernet controller: D-Link System Inc Gigabit Ethernet Adapter (rev 11)
04:08.0 Ethernet controller: Intel Corporation PRO/100 VE Network Connection (rev 01)

4 arp

root@lab2-desktop:/home/lab2# arp
Address HWtype HWaddress Flags Mask Iface
192.168.0.15 (incomplete) eth0


5 ifconfig dan route dengan IP 192.168.0.*/24

root@lab2-desktop:/home/lab2# ifconfig eth0 192.168.0.16/24
root@lab2-desktop:/home/lab2# route eth0 192.168.0.16/24
Usage: route [-nNvee] [-FC] [] List kernel routing tables
route [-v] [-FC] {adddelflush} ... Modify routing table for AF.

route {-h--help} [] Detailed usage syntax for specified AF.
route {-V--version} Display version/author and exit.

-v, --verbose be verbose
-n, --numeric don't resolve names
-e, --extend display other/more information
-F, --fib display Forwarding Information Base (default)
-C, --cache display routing cache instead of FIB

=Use '-A ' or '--'; default: inet
List of possible address families (which support routing):
inet (DARPA Internet) inet6 (IPv6) ax25 (AMPR AX.25)
netrom (AMPR NET/ROM) ipx (Novell IPX) ddp (Appletalk DDP)
x25 (CCITT X.25)

6 ifconfig dan route dengan DHCP

auto lo
iface lo inet loopback
auto eth1

iface eth1 inet dhcp
address 172.16.0.016 netmask 255.255.0.0


7 ping, traceroute, mtr

- 10.252.13.90
-- 202.154.187.7
www.eepis-its.edu
www.yahoo.com
8 netstat –nlptu
lab2@lab2-desktop:~$ netstat -nlptu
(Not all processes could be identified, non-owned process info
will not be shown, you would have to be root to see it all.)
Active Internet connections (only servers)
Proto Recv-Q Send-Q Local Address Foreign Address State PID/Program name
tcp 0 0 127.0.0.1:631 0.0.0.0:* LISTEN -
udp 0 0 0.0.0.0:42638 0.0.0.0:* -
udp 0 0 0.0.0.0:68 0.0.0.0:* -
udp 0 0 0.0.0.0:5353 0.0.0.0:* -

9 netstat -natu

lab2@lab2-desktop:~$ netstat -natu
Active Internet connections (servers and established)
Proto Recv-Q Send-Q Local Address Foreign Address State
tcp 0 0 127.0.0.1:631 0.0.0.0:* LISTEN
udp 0 0 0.0.0.0:35246 0.0.0.0:*
udp 0 0 0.0.0.0:68 0.0.0.0:*
udp 0 0 0.0.0.0:5353 0.0.0.0:*

Warrior Of The Net


Data Packet Traffic "Warrior Of The Net"

Bagaimana perjalanan data hingga sampai kehadapan kita saat kita browsing di internet , melalui video simualasi yang berjudul Warrior Of The Net kita bisa tau seperti apa jalannya data.

Video clip ini memberikan penjelasan secara visual bagaimana proses pengiriman paket data dari client ke server dan sebaiknya. Jika Anda mengerti konsep TCP/IP ataupun OSI Layer sebagi referensinya, ini adalah gambarannya. Bagi Anda yang belum mengerti clip non komersial ini akan membantu pemahaman anda.
Sebagai gambaran umum, TCP/IP merupakan dasar dari pengiriman data dan tentunya dasar dari internet yang ada saat ini. Dalam prosesnya, data akan melalui beberapa tahap yaitu sebagai berikut:
Aplication
Transportation
Internet
Network Interface
Begitu pengguna internet mengklik suatu hyperlink maka ilustrasi pun dimulai. Dalam Network interface, data difragmentasi menjadi paket-paket data. Selanjutnya tiap paket data tersebut diberi “cap” di tiap tahapnya, dalam hal ini kepala dari paket data diberi cap TCP layer dan IP layer dan berikut dengan layer-layer lainnnya.
Paket data memulai perjalanannya dari network interface, router, switch router internal lalu masuk ke dalam jaringan web atau internet. Perjalanan terlihat begitu berat. Beberapa paket data ada mengalami kecelakaan di tengah jalan. Dalam perjalanannya ia melalui jalan yang sangat panjang dan bahkan melaui darat, laut, dan udara. Tapi tentunya lingkungan di luar kabel tidak mempengaruhi apa yang terjadi disini.
Tibalah si paket ini di tempat router. Si router ini memindahkan paket-paket data jika aliran data mengalami traffic tinggi. Ia memindahkan beberapa paket data melalui jalur lain. Jika aliran data benar-benar padat kerusakan data mungkin saja terjadi, karena tugas router menjadi sangat berat.
Paket data melanjutkan perjalanannya kembali. Kini si paket masuk ke sebuah persimpangan, bertemu dengan si router switch. Si paket akan ditentukan harus ke mana dia akan pergi.
Paket data sudah hampir sampai tujuan. Paket sudah masuk wilayah server sekarang. Ia sampai pada sebuah firewall. Beberapa data berbahaya seperti ping of death akan dihancurkan jika melewati tempat ini. Dan paket-paket data yang selamat meneruskan perjalanannya.
Paket data selanjutnya melewati proxy sebuah server. Disini terdapat beberapa “pintu” port. 80 misalnya untuk halaman web, 25 untuk email, dan 21 untuk file transfer protocol. Bagi data-data yang kriterianya sudah ditentukan akan hancur disini. Misal saja proxy : cache ITB.ac.id port 8080 akan menolak data “anime” atau data “piip…[sensor ya…]”. Nah data tersebut tidak akan lolos pada tahap ini.
Setelah lolos barulah data mereka disatukan menjadi satu bagian yang utuh. Server lalu me-reply apa yang diminta oleh pengguna internet, melalui jalur yang sama. Data difragmen menjadi paket-paket, melalui router dan switch router, masuk ke dalam jaringan internet, bertemu dengan firewall ataupun proxy, dan masuk ke aplikasi pengguna internet.
Adapun fungsi para Warrior adalah sebagai berikut :


Ping of death disingkat POD

Ping Of Dead ( POD ) adalah jenis serangan pada komputer yang melibatkan pengiriman ping yang salah atau berbahaya ke komputer target. Sebuah ping biasanya berukuran 56 byte (atau 84 bytes ketika header IP dianggap). Dalam sejarahnya, banyak sistem komputer tidak bisa menangani paket ping lebih besar daripada ukuran maksimum paket IP, yaitu 65.535 byte. Mengirim ping dalam ukuran ini (65.535 byte) bisa mengakibatkan kerusakan (crash) pada komputer target.


Router
Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch. Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN).

Firewall

Firewall bisa memblok koneksi dari jaringan atau IP tertentu. Selain itu mekanisme filter juga memudahkan kita dalam mensetting Firewall sehingga lebih fleksible dalam pengaksesan. Secara visual user akan diberikan notifikasi jika terjadi akses dari luar atau akses dari dalam ke luar. Kita bisa menentukan apakah kita mengijinkan akses ini.
Jika kita memiliki kontrol seperti ini maka kita akan dapat mengetahui keluar masuknya data dari dan menuju komputer kita. Kita bisa menganggap seperti memiliki satpam yang selalu mengecek orang yang masuk ke rumah kita dan keluar dari rumah kita. Jika tidak berkepentingan maka kita bisa melarangnya masuk.


Adapun fungsi Firewall di dalam jaringan adalah sebagai berikut :
1. Packet Filtering : memeriksa header dari paket TCP/IP ( tergantung arsitektur jaringannya, dalam contoh ini adalah TCP IP ) dan memutuskan apakah data ini memiliki akses ke jaringan.
2. Network Address Translation ( NAT ) : biasanya sebuah jaringan memiliki sebuah IP public dan di dalam jaringan sendiri memiliki IP tersendiri. Firewall berfungsi untuk meneruskan paket data dari luar jaringan ke dalam jaringan dengan benar sesuai IP komputer lokal.
3. Application Proxy : firewall bisa mendeteksi protocol aplikasi tertentu yang lebih spesifik.
4. Traffic management : mencatat dan memantau trafik jaringan.

Tugas 3 [ Infrastruktur Jaringan ]


Pengertian Jaringan RT/RW-Net
RT/RW-Net adalah jaringan komputer swadaya masyarakat dalam ruang lingkup RT/RW melalui media kabel atau Wireless 2.4 Ghz dan Hotspot sebagai sarana komunikasi rakyat yang bebas dari undang-undang dan birokrasi pemerintah. Pemanfaatan RT/RW Net ini dapat dikembangkan sebagai forum komunikasi online yang efektif bagi warga untuk saling bertukar informasi, mengemukakan pendapat, melakukan polling ataupun pemilihan ketua RT/RW dan lain-lain yang bebas tanpa dibatasi waktu dan jarak melalui media e-Mail/Chatting/Web portal, disamping fungsi koneksi internet yang menjadi fasilitas utama. Bahkan fasilitas tersebut dapat dikembangkan hingga menjadi media telepon gratis dengan teknologi VoIP

Membangun RT/RW Net adalah suatu konsep dimana beberapa komputer dalam suatu perumahan atau blok dapat saling berhubungan dan dapat berbagi data serta informasi. Konsep lain dari RT/RW Net adalah memberdayakan pemakain internet dimana fasilitas internet tersedia selama 24 jam sehari selama sebulan dimana biaya yang akan dikeluarkan akan murah karena semua biaya pembangunan infrastruktur, operasional dan biaya langganan akan ditanggung bersama.

RT/RW Net adalah suatu konsep jaringan, dimana bandwidth yang ditangkap oleh antene wavelan, kemudian disalurkan kepada tetangga di rumah lain berjarak kurang dari 100 meter. Visi Jaringan RT/RW Net adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk mendapatkan akses Internet yang mudah dan murah dengan cara swadaya.

Tujuan membangun RT/RW-Net
• Turut serta dalam pengembangan internet murah di masyarakat.
• Membangun komunitas yang sadar akan kehadiran teknologi informasi dan internet.
• Sharing informasi dilingkungan RT/RW sehingga masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan disekitarnya.
• Mempromosikan setiap kegiatan masyarakat RT/RW ke Internet sehingga komunitas tersebut dapat lebih di kenal dan bisa dijadikan sarana untuk melakukan bisnis internet (http://www.aksespoint.com/).


Tujuan lain dari RT/RW Net ini adalah membuat semacam Intranet yang berisi berbagai macam informasi tentang kegiatan yang ada di lingkungan sekitar. Dengan tersambungnya rumah-rumah ke jaringan Internet secara terus-menerus dan tidak terputus, maka bisnis internet diharapkan akan semakin marak termasuk pemanfaatan internet untuk pembayaran tagihan telpon, listrik, pengecekan Saldo Bank , pemesanan tiket Pesawat dll. Berikut gambar topologi rt rw net secara umum.

Infrastuktur Rt Rw Net
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menggalang tetangga untuk ikut membangun RT-RW-Net. Jika jaringan yang digunakan adalah dengan media kabel, maka diperlukan sediktnya 6 rumah untuk disambungkan pada switch. Jika menggunakan wireless, kumpulkan tetanga sebanyak-banyaknya karena semakin banyak yang berpartisipasi maka semakin murah biaya yang dikenakan.
Skema atau gambar dari jaringan rt rw net adalah sebagai berikut:

Dari skema tersebut dapat terlihat jelas bagaiman sistem ini dibangun. Jaringan rt rw net bisa dibangun melalui 2 konsep, dengan media kabel dan media nirkabel (wireless). Atau rt rw net dapat dibangun dengan du konsep sekaligus, yaitu kombinasi media kabel dan tanpa kabel, tampak seperti gambar di atas. Yang menggunakan nirkabel jelas lebih banyak diminati warga. Perangkat wireless yang umumnya digunakan pada rt rw net adalah wireless pada frekuensi 2,4 GHz Teknologi Wireless Wi-Fi adalah teknology dengan standar IEEE 802.11b/g yang beroperasi pada frekuensi 2.4GHz dengan kecepatan transfer data 11Mbps/54Mbps.


Keuntungan penggunaan teknologi Wireless Wi-Fi ini adalah:
1. Perangkat wireless untuk teknologi wireless Wi-Fi ini sudah umum digunakan dan harganya sudah menjadi relatif murah.
2. Sebagian besar notebook tipe terbaru sudah dilengkapi dengan perangkat network wireless dengan teknologi Wi-Fi ini.
3. Area jangkauan yang lebih fleksible dikarenakan tidak dibatasi oleh jaringan distribusi seperti bila menggunakan kabel UTP maupun fiber optic. Secara teoritis dengan daya pancar 100mW sudah dapat menjangkau area (berbentuk lingkaran) 1 - 2 km didukung dengan tinggi tower yang memadai.
4. Ditinjau dari sisi investasi jauh lebih murah untuk menjangkau area yang besar dibandingkan solusi kabel.
5. Biaya pemeliharaan yang relatif murah dikarenakan tidak ada perangkat atau jalur jaringan yang berada pada area publik/umum dimana potensi kerusakan atau kehilangan alat lebih besar dibandingkan dengan solusi kabel UTP.
6. Teknologi Wi-Fi sangat pesat perkembanganya sehingga investasi ke depan akan lebih murah dengan perangkat yang berkecepatan lebih tinggi dan menjangkau area lebih luas.
Selain itu, kecepatan tertinggi wireless saat ini sudah hampir menyamai kecepatan kabel Fast Ethernet. Sedangkan kabel merupakan media yang paling bagus, tetapi paling menyulitkan dalam instalasi.


Lingkaran yang berwarna kuning merupakan tempat server di letakkan, yaitu salah satu rumah warga yang berhubungan dengan ISP. Kemudian diterima oleh perangkat wireless ISP.Lalu terhubung ke proxy server dan server web. Untuk menghubungkan ke tower menggunakan power supply yang terhubung ke wireless Ap outdoor bagi user yang menggunakan wireless dan power supply ke switch untuk user yang menggunakan media kabel. Dari atas tower dengan menggunakan antenna omni internet di alirkan dan di tangkap ke masing-masing user, baik yang mobile user, cable user, homeuser yang menggunakan antenna yagi ataupun wajan bolic. Penjelasan mengenai wajan bolic, dijelaskan pada materi selanjutnya yaitu pada peralatan calon pelanggan. Pada ruangan server ini juga terdapat UPS. Uninterruptible Power Supply (UPS) adalah perangkat yang biasanya menggunakan baterai backup sebagai catuan daya alternatif, untuk Dapat memberikan suplai daYa yang tidak terganggu untuk perangkat elektronik yang terpasang. UPS merupakan sistem penyedia daya listrik yang sangat penting dan diperlukan sekaligus dijadikan sebagai benteng dari kegagalan daya serta kerusakan system dan hardware.

Peralatan yang dibutuhkan (Calon Pelanggan)
Setiap warga yang ingin bergabung dalam komunitas RT/RW net ini maka peralatan yang dibutuhkan adalah :
- PC Desktop/Notebook
- Kartu Wireless ( untuk komputer/Notebook yang belum memilki Card Wireless/WiFi)
- Antena Yagi atau Wajan Bolik
1. Untuk Client yang jaraknya dari tempat pemancar kurang dari 1 KM, lebih ekonomis jika menggunakan wajan bolic, dimana pada perangkat tersebut biasanya sudah dilengkapi dengan USB Wifi, yang disambungkan dengan kabel UTP plus kabel extended USB, jadi langsung bisa menancapkannya ke komputer.

2. Apabila jarak client lebih dari 1 KM, anda membutuhkan 2 perangkat, pertama, access point dan kedua antena eksternal pengarah atau type grid untuk menangkap sinyal dari pemancar anda



Berikut rekomendasinya :
• Jarak 0-1 KM, menggunakan wajan bolic lebih ekonomi.
• Jarak 1-2 KM, menggunakan access point merk Edimax/Minitar/Linksys, antenanya bias pakai Yagi atau Backfire.
• Jarak 2-3 KM, menggunakan access point merk Edimax/Minitar/Linksys, antena Grid 24db.
• Jarak 3-10 KM. mengguanakan access point merk Senao SL2611/Mikrotik, antena Grid 24db.
• Jarak 10 KM lebih, menggunakan access point merk Senao ECCB3220/Mikrotik, antena Grid 24db.
Semua biaya untuk perlengkapan adalah biaya yang dibutuhkan oleh warga jika ingin bergabung dengan RT/RW. Jenis PC yang cocok buat warga, tipe wirless card yang bagus dan berkualitas serta jenis antena penerima yang akan dipasang disetiap rumah.
Perangkat Pendukung
Adapun perangkat-perangkat pendukung yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Access Point


Fungsi Access Point adalah sebagai Hub/Switch yang bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel para client/tetangga anda, di access point inilah koneksi internet dari tempat anda dipancarkan atau dikirim melalui gelombang radio, ukuran kekuatan sinyal juga mempengaruhi area coverage yang akan dijangkau, semakin tinggi kekuatan sinyal (ukurannya dalam satuan dBm atau mW) semakin luas jangkauannya.
2. Antena (omni atau sectoral)


Untuk memperluas coverage area hingga beberapa Kilometer, diperlukan antena omni eksternal, meskipun ketika membeli access point sudah dilengkapi antena omni, namun belum cukup, karena hanya berkekuatan sekitar 3-5dB. Untuk memperluas area jangkauannya, di perlukan antena Omni eksternal, yang rata-rata berkekuatan 15dB. Antena Omni ini memiliki pancaran atau radiasi 360 derajat, jadi dapat menjangkau client dari arah mana saja.

3. Box Acsess point

Untuk melindungi access point dari hujan, maka diperlukan pelindung berbentuk kotak, bisa terbuat dari plastik atau plat besi, rata-rata kotak ini sudah dilengkapi dengan kunci pengaman, dan box ini harus diletakkan persis di bawah antena.

4. Kabel pigtail/kabel jumper


Kabel Pigtail atau kabel jumper diperlukan untuk menghubungkan antara antena omni dengan dengan access point. panjang maksimal yang diperlukan hanya 1 meter, selebih dari itu anda akan mengalami degradasi sinyal (loss dB) Pada kedua ujung kabel terdapat konektor dimana type konektor disesuaikan dengan konektor yang melekat pada access point.
5. POE (Power Over Ethernet)
Agar kabel listrik tidak perlu dinaikkan ke atas saat turn on access point maka diperlukan alat yang dinamakan POE, POE ini fungsinya mengalirkan listrik melalui kabel ethernet atau kabel UTP/STP, dengan alat ini maka anda perlu repot-repot lagi menarik kabel listrik dari bawah ke atas tower. Cara ini tentu akan lebih praktis dan hemat.

6. Kabel UTP /STP






Walaupun RT RW net merupakan jaringan wireless, namun peranan kabel juga diperlukan, kabel UTP/STP ini diperlukan untuk menghubungkan antara access point dengan jaringan kabel pada LAN lokal, jadi di bawah bisa ditancapkan ke komputer Gateway/Router atau ke Hub/Switch. Pilih kabel UTP/STP yang berkualitas guna meningkatkan kualitas arus listrik yang dilewatkan melalui POE.

7. Penangkal Petir (Lighting Arrester)


Sebagai pengaman dari petir maka diperlukan alat yang berfungsi untuk menyalurkan kelebihan beban listrik saat petir menyambar ke kabel pembumian (grounding), komponen ini dipasang pada kabel jumper antara perangkat access point dengan antena eksternal. Grounding untuk penangkal petir umumnya ditanam dengan batang tembaga hingga kedalaman beberapa meter sampai mencapai sumber air. Grounding yang kurang baik akan menyebabkan perangkat wireless tetap rentan terhadap serangan petir.


8. Tower


Guna mendapatkan jangkauan area coverage yang maksimal, antena omni eksternal perlu dinaikkan ke tempat yang tinggi agar client WLAN bisa menangkap sinyal radio dengan baik.
9. Proxy server



Proxy server digunakan untuk mengamnakan jaringan pad art rw net. Proxy server lebih banyak fungsi dari pada router yang memiliki fitur packet filtering karena memang proxy server beroperasi pada level yang lebih tinggi dan memiliki kontrol yang lebih menyeluruh terhadap akses jaringan. Proxy server di sini juga bertindak sebagai firewall.
10. UPS


UPS merupakan sistem penyedia daya listrik yang sangat penting dan diperlukan sekaligus dijadikan sebagai benteng dari kegagalan daya serta kerusakan system dan hardware. UPS menggunakan baterai backup sebagai catuan daya alternatif
Bagi client yang menggunakan kabel maka di perlukan switch
switch



Switch yang di pakai terdiri dari 8 port, yaitu menyambung delapan perangkat ke dalam switch ini, maksimal bisa menyambung 6 rumah ke dalam satu switch, sementara dua port yang masih kosong di sambung ke perangkat akses seperti modem ADSL atau wireless LAN, dan yang satunya untuk kita sambung ke switch lain jika ada tambahan tetangga yang mau ikut dalam jaringan RT-RW-Net yang dibuat.

Keamanan Jaringan Rt Rw Net
Untuk keamanan metode yang digunakan adalah metode authentifikasi, yaitu dimana user harus memasukkan username dan password terlebih dahulu. Pada server Linux ini menggunakan model chili. Model chili adalah aplikasi Linux yang di pakai untuk wifi. Jadi user yang daftar di beri username dan password. Untuk lebih aman mac address wifinya dijadikan juga autentifikasi. Jadi hanya user yang terdaftar yang dapat connect.
Selain itu untuk keamanan dari sisi lainnya, menggunakan firewall untuk mencegah down ataupun di hack. Bila perlu dapat menggunakan proxy untuk memperbagus jaringannya. Proxy server adalah sebuah komputer server atau program komputer yang dapat bertindak sebagai komputer lainnya untuk melakukan request terhadap content dari Internet atau intranet. Proxy server digunakan untuk mengamankan jaringan rt rw net yang dihubungkan ke sebuah jaringan publik Proxy server memiliki lebih banyak fungsi daripada router yang memiliki fitur packet filtering karena memang proxy server beroperasi pada level yang lebih tinggi dan memiliki kontrol yang lebih menyeluruh terhadap akses jaringan. Proxy server yang berfungsi sebagai sebuah agen keamanan untuk jaringan rt rw net ini,yaitu sebagai firewall. Jadi kalau tidak mengetahui proxy walaupun mengetahui mac addreessnya tetap tidak bisa connect. Dan untuk keaman lain tidak lupa untuk menggunakan penangkal petir. Sedangkan untuk keamana peralatan, box pada acces point bila perlu di kunci.

Minggu, 25 April 2010

Tugas 3


Mohammad Daud R
08 615 045

3.4 LATIHAN SOAL

1. Jelaskan perbedaan antara switch dengan hub!
2. Mengapa ketinggian satelit berbeda- beda , apa tujuannya?
3. Jelaskan prinsip kerja wireless sehingga data bisa dikirimkan!
4. Pada pengiriman lewat udara, route datanya menyebar, lalu bagaimana receiver bisa mengenali datanya?
5. Kenapa pada fiber optic bandwithnya lebih besar?

- Perbedaan switch dan hub
Pada switch dan hub jelas berbeda dimana pada penggunaan switch pembagian bandwithnya sama sedangkan pada hub bandwithnya dibagi berdasarkan jumlah computer yang terhubung ke hub

- Tujuan ketinggian satelit berbeda – beda
karena pada satelit memiliki ketinggian berbeda – beda dimana letak satelit yang paling tinggi memiliki cakupan nilai yang luas sedangkan yang paling rendah jelas memiliki cakupan luas yang sempit. Hal ini dapat diilustrasikan seperti sinar senter ketika sinat senter dekat dengan lantai daerah yang terkena sinar luasannya kecil ketika senter kita tarik semakin jauh dari lantai maka cakupan area yang terkena sinar lebih luas.

- Prinsip kerja wireless
Pada system wireless mula – mula data yang akan dikirimkan dimodulasi dengan sinyal carier yang frekuensinya tinggi setelah dimodulasi sinyal dipancarkan dan disisi penerima sinyal tersebut di demodulasi dan didapatkan data yang diinginkan

- Receiver dapat mengenali datanya
Pada kasus seperti ini sinyal yang pertama kali diterima diproses kemudian bila ada sinyal yang lain masuk maka akan dibandingkan dengan sinyal yang sudah masuk sebelumnya jika hasilnya sama sinyal yang baru masuk akan dibuang tapi bila sinyal yang masuk tidak sama dengan sinyal sebelumnya maka sinyal akan diproses.

- Bandwith pad afiber optic lebih besar
karena antara kabel dengan fiber optic bandwith lebih besar karena bandwith erat hubungannya dengan kecepatan pengiriman dimana kecepatan cahaya lebih tinggi dari pada kecepatan listrik yang mengalir untuk itulah kenapa bandwith fiber optic lebih besar.

Tugas Praktek Jarkom


LEMBAR ANALISA
Praktikum Jaringan Komunikasi -1
Nama : Mohammad Daud
Nrp : 08615045
Kelas : 4B

A. Percobaan mengunakan perintah ”ifconfig”

lab2@lab2-desktop:~$ sudo su
root@lab2-desktop:/home/lab2# ifconfig
eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:11:95:c7:0b:cd
inet addr:192.168.0.16 Bcast:192.168.0.255 Mask:255.255.255.0
UP BROADCAST MULTICAST MTU:1500 Metric:1
RX packets:0 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:0 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:0 (0.0 B) TX bytes:0 (0.0 B)
Interrupt:21

eth1 Link encap:Ethernet HWaddr 00:19:d1:18:dd:b0
inet addr:192.168.0.126 Bcast:192.168.0.255 Mask:255.255.255.0
inet6 addr: fe80::219:d1ff:fe18:ddb0/64 Scope:Link
UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1
RX packets:5580 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:1254 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:4022537 (4.0 MB) TX bytes:105397 (105.3 KB)

lo Link encap:Local Loopback
inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0
inet6 addr: ::1/128 Scope:Host
UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1
RX packets:484 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:484 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:0
root@lab2-desktop:/home/lab2# ifconfig eth0 172.16.0.16

B. Percobaan ”ping” pada masingmasing PC di jaringan

root@lab2-desktop:/home/lab2# ping 172.16.0.16
PING 172.16.0.16 (172.16.0.16) 56(84) bytes of data.
64 bytes from 172.16.0.16: icmp_seq=1 ttl=64 time=0.037 ms
64 bytes from 172.16.0.16: icmp_seq=2 ttl=64 time=0.035 ms
64 bytes from 172.16.0.16: icmp_seq=3 ttl=64 time=0.032 ms
64 bytes from 172.16.0.16: icmp_seq=4 ttl=64 time=0.036 ms
^C
--- 172.16.0.16 ping statistics ---
Percobaan merubah setting IP tersebut menjadi DHCP

root@lab2-desktop:/home/lab2# ifconfig
eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:11:95:c7:0b:cd
inet addr:172.16.0.16 Bcast:172.16.255.255 Mask:255.255.0.0
UP BROADCAST MULTICAST MTU:1500 Metric:1
RX packets:0 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:0 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:0 (0.0 B) TX bytes:0 (0.0 B)
Interrupt:21

eth1 Link encap:Ethernet HWaddr 00:19:d1:18:dd:b0
inet addr:192.168.0.126 Bcast:192.168.0.255 Mask:255.255.255.0
inet6 addr: fe80::219:d1ff:fe18:ddb0/64 Scope:Link
UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1
RX packets:6533 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:1274 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:4190315 (4.1 MB) TX bytes:108644 (108.6 KB)

lo Link encap:Local Loopback
inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0
inet6 addr: ::1/128 Scope:Host
UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1
RX packets:568 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:568 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:0
RX bytes:46280 (46.2 KB) TX bytes:46280 (46.2 KB)

root@lab2-desktop:/home/lab2# vi /etc/network/interfaces
root@lab2-desktop:/home/lab2# /etc/init.d/networking restart
* Reconfiguring network interfaces...